Wow... Muhammadiyah Jalin Kerjasama dengan Israel

Wow... Muhammadiyah Jalin Kerjasama dengan Israel
Berita mengejutkan muncul dari tanah air ditengah agresi brutal Israel terhadap Muslim di Jalur Gaza. Muhammadiyah, salah satu organisasi Muslim terbesar di Indonesia ternyata menjalin kerjasama dengan salah satu organisasi Israel.

Situs Islamonline melaporkan, lembaga Rescue and Emergency yang berada dibawah naungan Muhammadiyah telah menandatangani kesepakatan kerjasama di bidang kesehatan dengan Magen David Adom (MDA) sebuah organisasi layanan kesehatan nasional Israel. Kerjasama itu senilai 200.000 dollar dan penandatanganannya dilakukan oleh delegasi Muhammadiyah di Tel Aviv, ibukota Israel pada bulan Oktober 2007.

Sejumlah anggota dewan perwakilan rakyat yang mengetahui kerjasama ini mengecam sikap Muhammadiyah yang diam-diam menjalin kerjasama dengan Israel. "Pemerintah maupun organisasi-organisasi lokal seharusnya tidak membuka kerjasama apapun dengan Israel, sampai mereka mengembalikan tanah Palestina pada rakyat Palestina," kata anggota dewan Sutan Batugana (Sekretaris Fraksi Partai Demokrat) seperti dikutip Islamonline.

"Apakah kita mengakui Israel sebagai sebuah negara? Pikirkanlah hak itu sebelum membuka hubungan dengan Israel," kata Ganjar Pranowo , anggota dewan Indonesia dari FPDI.

Sejumlah pihak yang dimintai pendapatnya tentang hal itu, terkesan memberi dukungan jika Indonesia atau organisasi-organisasi yang ada di Indonesia menjalin kerjasama dengan Israel.

Aktivis LSM di utara Aceh, Hamzah Fansuri mengatakan, tidak ada masalah jika ingin menjalin hubungan dengan Israel, cuma waktunya memang belum tepat.

Pendapat serupa dilontarkan Gamal Ferdhi, aktivis pemuda Nahdlatul Ulama (NU). "Kenapa tidak? Fatah saja menjalin hubungan dengan Israel. Mengapa kita tidak?" ujarnya.

Dr. Ahmad Rumadi, profesor bidang Sejarah Hukum Islam di Universitas Islam Nasional (UIN) yang juga seorang aktivis NU meyakini hubungan dengan Israel lebih pada pertimbangan hubungan yang saling menguntungkan.

Sama dengan Rumadi, Ketua Kadin Muhammad Hidayat mengatakan bahwa Indonesia bisa mengambil keuntungan dari "keahlian" Israel di sejumlah bidang. "Kita belajar tentang sistem irigasi dari Israel," ujarnya.

Pendapat berbeda dilontarkan Front Pembela Islam (FPI). Anggota FPI, Ali al-Hamid mengkritik makin banyaknya organisasi-organisasi di Indonesia yang mau menjalin kerjasama dengan Israel. "Saya dengar Muhammadiyah dan NU mendapatkan bantuan finansial langsung dari Yahudi. Hal ini membuat normalisasi berjalan mulus," kata Al-Hamid.

Ia juga mengecam sejumlah tokoh-tokoh Islam di Indonesia yang berhubungan dekat dengan komunitas Yahudi sehingga membuka kesempatan besar bagi kerjasama dengan Israel. Menurut al-Hamid, yang diuntungkan dengan situasi ini, hanya Israel.

"Ini bukan soal masalah kesadaran, tapi murni untuk kepentingan pihak Israel agar bisa menyebarkan pengaruhnya ke komunitas Muslim.

Organisasi-organisasi Israel mendapatkan akses ke organisasi-organisasi Muslim di Indonesia, biasanya lewat anggota-anggota organisasi Muslim yang berpikiran liberal. Sungguh disayangkan, alih-alih membela bangsa Palestina yang puluhan tahun dibawah penjajahan Israel, organisasi-organisasi Muslim kita malah membuka kerjasama dengan Israel. Itu sama saja mendukung penjajahan dan kekerasan terhadap bangsa Palestina. Seolah-olah buta dengan kebiadaban Israel di Palestina selama puluhan tahun lamanya. (ln/iol)


Iran Larang Perusahaan Terkait Israel Beroperasi

Iran Larang Perusahaan Terkait Israel Beroperasi
TEHERAN- Iran telah melarang dan mengancam menutup perusahaan-perusahaan yang berbagi saham dengan Israel di dalam negara.
Rabu, 7 Januari lalu, gerakkan itu diumumkan sebagai dukungan terhadap Palestina yang menderita akibat serangan Israel di Jalur  Gaza. Kantor berita IRNA mengatakan Menteri Industri Ali Akbar Mehrabian mengeluarkan perintah itu sebagai respon tindakan ofensif Israel terhadap Gaza.

Laporan juga mengatakan perusahaan-perusahaan yang memiliki pembagian saham dengan negara Zionis tersebut dilarang beroperasi hingga pemberitahuan lebih lanjut yang tak terbatas. Namun tidak diungkapkan detail nama-nama perusahaan yang ditutup dan bagaimana pelaksanaan pelarangan bakal dilakukan.


Politisi Iran telah menuding beberapa perusahaan, seperti Nestle yang sebagian saham dimiliki Israel, dan menuntut perusahaan tersebut ditendang dari Iran. Padahal produk-produk Nestle adalah salah satu yang tersebar luar di Iran./arabnews/it.



Coca Cola Diboikot di Malaysia

Perusahaan minuman ringan Coca Cola menyatakan kekhawatirannya atas seruan boikot terhadap produk minuman tersebut dan produk-produk AS lainnya yang dilakukan oleh organisasi-organisasi Muslim di Malaysia, menyusul serangan brutal Israel ke Jalur Gaza.

Pihak Coca Cola mengatakan, seruan boikot itu bisa mengganggu perekonomian Malaysia dan warga negeri Jiran itu sendiri. "Seperti semua orang, kami sangat prihatin dengan situasi kemanusiaan di Timur Tengah," kata Kadri Taib, humas dan direktur komunikasi perusahaan Coca Cola Malaysia dalam pernyataannya.

"Karena bisnis kami yang bersifat lokal, kami yakin seruan boikot terhadap produk-produk kami bukan cara yang tepat, karena yang akan paling terpukul adalah perekonomian, bisnis dan warga lokal sendiri," ujarnya.

Dalam pernyataannya, Taib mengatakan bahwa Coca Cola Malaysia mempekerjakan sekitar 1.700 warga Malaysia dan 60 persen dari pegawainya adalah Muslim.

Organisasi-organisasi Muslim di Malaysia menyerukan boikot terhadap produk-produk AS, termasuk Coca Cola dan franchise kedai kopi Starbucks dalam aksi protes yang mereka gelar hari ini di Masjid Nasional di Kuala Lumpur.

Seruan boikot itu disambut oleh Asosiasi Konsumen Islam Malaysia dan Asosiasi Pengelola Restoran Muslim Malaysia. Mereka tidak lagi menyediakan minuman Coca Cola dalam menu di restoran-restoran mereka yang jumlahnya ribuan.

"Kami berharap konsumen Muslim secara penuh ikut serta mengirimkan pesan yang kuat pada Israel dan sekutu-sekutunya agar tidak terus menerus menganiaya umat Islam," demikian pernyataan Asosisasi Konsumen di Malaysia.

Mantan perdana menteri Malaysia Mahathir Mohammad juga menyerukan boikot secara luas produk-produk AS dan mata uang dollar sebagai bentuk protes atas dukungan AS pada Israel.  "Mereka tidak akan mati jika tidak menggunakan produk AS," kata Mahathir yang ikut berunjuk rasa bersama 5.000 warga Malaysia di depan kedubes AS.

"Saya berharap Starbucks dan McDonald's tidak beroperasi lagi di sini," tandas Mahathir yang juga menyerukan agar negara-negara Arab menghentikan pasokan minyaknya ke AS.

Seruan boikot produk AS pro Zionis juga dilontarkan dalam aksi massa di Italia. "Kita tidak bisa tinggal diam melihat apa yang terjadi di Gaza. Kami sudah mempertimbangkan untuk membuat daftar pengusaha yang memiliki kaitan dengan Tel Aviv, karena masyarakat tidak banyak tahu siapa saja mereka," kata Giancarlo Desiderati, anggota lembaga perdangan di Italia.
Sayangnya, di Indonesia gerakan boikot ini belum menggema. Para pengusaha dan tokoh-tokoh di Indonesia belum ada yang berani secara terbuka menyerukan boikot terhadap produk-produk AS pendukung Zionis Israel. 



Yahudi Zionis Lebih Buruk dari Firaun

Ahmadinejad
Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad menyatakan serangan biadab Israel ke Jalur Gaza adalah bukti bahwa Yahudi Zionis tidak punya nilai-nilai moral dan bukan pengikut sejati Nabi Musa.

Saat diwawancarai di provinsi Sistan-Baluchistan sebelah tenggara Iran, Ahmadinejad mengatakan "Yahudi Zionis Israel adalah sekelompok penjahat, pencuri dan pembohong. Mereka berpura-pura menjadi pengikut Nabi Musa. Jika Nabi Musa ada di sini sekarang, dialah orang pertama yang akan menghukum kaum Yahudi Zionis atas perbuatan mereka."

Ahmadinejad menyebut perbuatan Zionis Israel bahkan lebih buruk dari perbuatan Firaun. Serangan keji Israel ke Gaza, kata Ahmadinejad, adalah perbuatan orang-orang barbar dan perbuatan semacam itu tidak akan mendapat tempat di hati masyarakat dunia.

Di Iran, aksi unjuk rasa memprotes agresi Israel masih terus berlangsung dengan sasaran kantor-kantor perwakilan negara asing. Tokoh dari Revolusi Islam Mehdi Mir-Ahmadi menyatakan, Iran bukan hanya mengizinkan aksi-aksi unjuk rasa anti-Israel tapi juga mendorong agar aksi-aksi massa itu terus dilakukan.

Namun Mir-Ahmadi menyerukan agar para pengunjuk rasa tidak melakukan kekerasan atau menyerang kantor-kantor perwakilan negara asing. "Kesepakatan-kesepakatan internasional melarang pengunjuk rasa masuk ke kantor-kantor dan gedung-gedung perwakilan negara asing," ujarnya di tengah aksi unjuk rasa hari Kamis kemarin.

Ia menyerukan hal tersebut setelah terjadi bentrokan saat unjuk rasa di depan kantor kedutaan besar Inggris di Teheran. Aksi unjuk rasa yang digelar mahasiswa Iran juga berlangsung di dekat kantor kedutaan besar Yordania dan Mesir, mereka memprotes sikap negara-negara Arab yang lambat atas agresi Zionis Israel di Gaza.

Dalam aksi unjuk rasa di depan kantor kedutaan besar Inggris, para pengunjuk rasa berhasil menurunkan bendera Inggris dan menggantinya dengan bendera Palestina. Para pengunjuk rasa mengutuk sikap Inggris yang mendukung serangan Israel ke Jalur Gaza.

Pasukan Zionis Israel bukan hanya membantai warga Gaza tapi juga terus melakukan teror terhadap warga Palestina di Tepi Barat. Tentara-tentara Zionis itu kembali melakukan penyerbuan dan menangkapi warga Palestina yang tak berdosa.

Mereka menyerbut tiga kota di Tepi Barat hari Kamis (1/1) antara lain ke Nablus, al-Khalil dan al-Quds Timur dan menangkap 15 warga Palestina. Satu hari sebelumnya, pasukan Zionis juga menangkap sekitar 20 warga dan dua anak Palestina tanpa alasan yang jelas.

Tentara-tentara Israel itu secara rutin melakukan penyerbuan dan penangkapan di Tepi Barat meski sudah ada kesepakatan keamanan antara pihak Israel dan otoritas pemerintahan Palestina di Tepi Barat yang dipimpin Mahmud Abbas dari Fatah

Israel Harus Dihapus?

 Anwar Al-Awlaki
Syaikh Anwar al-Awlaki, da'i terkenal asal AS mengutuk keras serangan brutal Israel ke Jalur Gaza seklaigus mengkritik para pemimpin negara-negara Arab yang 'impoten' tidak bisa mengambil sikap tegas atas kebrutalan rezim Zionis terhadap bangsa Palestina yang sudah berlangsung selama puluhan tahun. Dalam tulisan di blog pribadinya berjudul "The Meaning of Gaza", Syaikh al-Awlaki menyampaikan tiga poin penting pemikiran-pemikirannya tentang apa selama ini terjadi dan sedang terjadi di Jalur Gaza.

Pertama, al-Awlaki menyatakan apa yang terjadi di Gaza menunjukkan bahwa musuh Islam (Zionis Israel) sudah sukses melakukan tamparan keras terhadap umat Islam. Ia menilai respon-respon yang diharapkan dari umat Islam atas kebrutalan Zionis Israel tidak cukup kuat dan tidak jelas arahnya mau kemana. Dalam hal ini Awlaki membandingkannya dengan apa yang dilakukan Rasulullah saw saat orang-orang Yahudi menyerang seorang Muslimah. Rasulullah saw menyatakan perang terhadap Yahudi-Yahudi itu.


"Tapi hari ini di Gaza, meski jumlah korban di kalangan Muslim Palestina sudah mencapai ratusan orang, yang kita lihat cuma aksi-aksi demonstrasi, kecaman-kecaman dan para pemimpin Arab cuma menggelar pertemuan tingkat tinggi yang tak berguna. Cuma itu yang dilakukan dan menjadi tanggung jawab kita untuk meningkatkan kesadaran masyarakat di sekitar kita atas apa yang terjadi," tulis Awlaki.

Kedua, da'i keturunan Yaman itu menyatakan apa yang dialami rakyat Palestina di Jalur Gaza merupakan bukti yang jelas bahwa sudah sejak lama dunia Islam mengalami kebangkrutan. Para pemimpinnya impoten. Menurut Awlaki, pemerintahan dunia Islam tidak bisa diperbaiki lagi dan harus diganti serta dicabut sampai ke akar-akarnya. Kesimpulan seperti ini, tulis Awlaki, sudah dipikirkan oleh banyak negeri-negeri Muslim. Tapi selalu saja ada segelintir orang yang masih memperdebatkannya atas nama pemimpin-pemimpin yang telah mengkhianati dan membuat umat Islam kalah.

"Faktanya, raja-raja dan presiden-presiden kita makin menarik diri untuk memainkan perannya dan lebih membela kepentingan mereka sendiri serta kepentingan pasukan perang salib modern. Mereka melatih tentara-tentara dan pasukan keamanan hanya untuk memberangus umat Islam dan bukan untuk tanggung jawab mereka membela kepentingan umat Islam. Para pimpinan dunia Islam juga malah mencurigai dan merasa jijik dengan umat Islam," kritik Awlaki.

Ia menghimbau agar umat Islam jangan mau lagi dibodohi oleh "kecaman-kecaman" yang disampaikan para pemimpin Muslim terhadap Israel. Syaikh al-Awlaki mencontohkan negara Mesir yang dinilainya sudah ikut menyerang Gaza dan memberlakukan blokade terhadap warga Gaza.

"Jika hari ini umat Islam berpikir untuk melakukan jihad, yang pertama kali menghalangi umat Islam untuk berjihad adalah para pimpinan dunia Islam," tukas Awlaki.

Ketiga, menurut al-Awlaki, negara Israel harus dihapus seperti Rasulullah saw mengusir orang-orang Yahudi dari semenanjung Arab. Yahudi di Palestina kata Awlaki harus disingkirkan ke seberang lautan sehingga tidak ada lagi warga sipil Israel, yang ada cuma warga Muslim.

"Ketika musuh menyerang kaum perempuan dan anak-anak, kita juga harus menjadikan kaum perempuan dan anak-anak dari musuh-musuh kita sebagai target. Syaikh Ibn Uthaymeen mengatakan,'jika musuh membunuh kaum perempuan dan anak-anak, bagi saya itu artinya kita boleh membunuh kaum perempuan dan anak-anak dari musuh kita karena hal itu akan melemahkan hati dan mempermalukan mereka'," jelas al-Awlaki.

Ia juga mengutip terjemahan al-Quran surat al-Baqarah ayat 194 yang isinya,"Oleh sebab itu, barang siapa yang menyerang kamu, maka seranglah dia setimpal dengan serangannya terhadap kamu."

Dalam hal ini, al-Awlaki menegaskan kembali bahwa kaum perempuan dan anak-anak tidak boleh menjadi target serangan dalam sebuah peperangan. Tapi jika kita diperangi dan memaksa kita untuk melakukan perlawanan maka dalam kasus ini dibolehkan untuk membunuh kelompok-kelompok non-kombatan. Awlaki mencontohkan serangan ke Taif pada masa Rasulullah dengan menggunakan ketapel. Sama halnya dengan situasi hari ini, ada dua metode yang diadopsi oleh para pejuang di Palestina, metode operasi syahid dan serangan roket ke wilayah penjajah. Dua metode ini, tidak bisa menghindari jatuhnya korban di kalangan kaum perempuan dan anak-anak.

Apa yang terjadi di Gaza merupakan dimensi yang lebih luas lagi, dimana Yahudi-Yahudi Zionis menjadikan seluruh komunitas di Gaza sebagai target blokade dan pemboman yang membabibuta. "Itulah sebabnya saya cenderung menggunakan pandangan Ibn Uthaymeen dalam situasi khusus seperti ini," tulis Awlaki.

Melihat situasi yang terjadi di Palestina, ia menyatakan setuju dengan metode yang dilakukan para mujahidin dan setuju dengan pernyataan para mujahidin bahwa mereka tidak akan berhenti melakukan serangan dengan target warga sipil karena Israel juga melakukan hal yang sama.

Syaikh Anwar al-Awlaki menyatakan siap mengkaji kembali pandangannya itu jika ada yang bisa memberikannya referensi terkait masalah tersebut.

Ia berdoa agar Allah swt segera mengangkat penderitaan warga Jalur Gaza, mengulurkan tangannya dan memberikan kemenangan pada warga Gaza. Dan berdoa agar Allah swt mengampuni para syuhada dan memberikan kemenangan bagi para mujahidin Palestina. Amiin.