Masjid Baiturrakhman Istana Negara
Jakarta - Jamaah masjid Baiturrahim Istana Kepresiden, Jakarta, belakangan ini pasti merasakan arah kiblat yang lebih serong ke kanan dibanding posisi awal. Pergeseran arah ini merupakan koreksi terhadap sudut hadap mihrab masjib yang dibangun di era Presiden Soekarno ke arah Ka'bah.Metode koreksi arah harap kiblat itu pun sangat sederhana, yakni berpatokan pada bayangan bangunan yang timbul dari sinar Matahari.
Bukan berdasar pada perhitungan rumit penentuan koordinat posisi suatu tempat atau menggunakan kompas."Pakai kompas malah tidak presisi karena banyak medan magnet yang mempengaruhi. Seperti dari kabel listrik dan sebagainya," kata salah seorang pengurus Masjid Baiturrahim yang enggan menyebutkan namanya.Pergeseran dilakukan sore hari pada akhir Mei 2008. Berdasar perhitungan astronomi yang diumumkan secara luas oleh Departemen Agama melalui RRI, selama tiga hari di akhir Mei tersebut posisi matahari akan berada persis di atas Ka'bah pada pukul 12.00 waktu Masjidil Haram atau sekitar pukul 16.05 WIB.
Indikasi posisi matahari yang tepat di atas Ka'bah adalah tidak adanya bayangan yang jatuh melewati bangunan Ka'bah. Maka otomatis bayangan yang terjadi di belahan bumi lain pada menit-menit tersebut akan tepat mengarah ke Ka'bah dan karenanya sangat presisi dijadikan patokan menyesuaikan kembali sudut menghadap kiblat.Maka berdasar bayangan Masjid Baiturrahim yang jatuh pada sore hari itulah arah kiblat disesuaikan.
Hasilnya arah hadap kiblat masjid yang terletak di sudut barat samping Istana Merdeka itu harus sekian derajat lagi serong ke kanan. Alhasil beberapa lajur shaf terdepan harus terpotong karena sudut arah hadapnya tidak lagi sesuai.Dengan adanya koreksi ini memang terkesan saat Masjid Baiturrahman dibangun 1958-1961 lalu kurang akurat menetapkan arah hadap kiblat. Tapi memang tidak setiap tengah hari matahari berada persis di atas Ka'bah dan peristiwa alam itu pun tidak berlangsung setiap tahun.(lh/asy)
Source : ramadan.detik.com
0 comments:
Post a Comment