BEIJING -
Korban susu formula yang terkontaminasi melamin terus bertambah. Jumlah bayi yang jadi korban akibat mengonsumsi susu beracun itu mencapai 432 orang. Sebelumnya, dilaporkan satu bayi meninggal dan 13 lainnya sakit parah gagal ginjal karena mengonsumsi susu formula merek Sanlu tersebut. Melihat perkembangan kasus tersebut, pemerintah Tiongkok janji serius menangani. ''Ini merupakan insiden keamanan pangan yang sangat serius,'' ujar Gao Qiang, pejabat kementerian kesehatan Tiongkok. Dia menambahkan, pemerintah memberlakukan status darurat atas kasus itu. Pemerintah juga membantah tudingan bahwa mereka lamban menindaklanjuti kasus susu beracun tersebut. Dia menyatakan, 19 orang telah ditahan, sedangkan 78 yang lain diinterogasi soal bagaimana bahan kimia berbahaya tersebut bisa meracuni produk makanan untuk bayi.
Untuk menelusuri kasus itu, pemerintah membentuk tim khusus yang melibatkan kementerian kesehatan, badan pengawas makanan, serta pemerintah lokal. Pemerintah juga menunjuk Provinsi Hebei, markas Sanlu Group, untuk menghentikan sementara kegiatan produksi sampai penyelidikan usai. Hasil penyelidikan awal menunjukkan bahwa susu bayi Sanlu yang terkontaminasi telah mengakibatkan batu ginjal pada para bayi yang jadi korban. Padahal, lazimnya, kasus batu ginjal terjadi pada orang dewasa.
Para bayi korban susu beracun itu akan mendapatkan perawatan intensif yang ditanggung pemerintah.Pemerintah Tiongkok kini memeriksa secara menyeluruh pasar produk susu formula. Pemerintah juga telah menunjuk AQSIQ (the Administration of Quality Supervision, Inspection, and Quarantine, atau Badan Pengawas Makanan Tiongkok) untuk memeriksa seluruh merek susu formula bayi yang beredar dan menarik produk-produk yang terkontaminasi dari pasaran. Pemeriksaan juga akan dilakukan terhadap kegiatan yang terkait dengan sirkulasi pembuatan susu, seperti peternakan sapi dan pengolahan susu sapi. Pemerintah Tiongkok sangat menyayangkan lambannya Sanlu Group dalam merespons keluhan konsumen, yang sebenarnya muncul sejak Maret lalu. Hasil pemeriksaan laboratorium juga telah menunjukkan kandungan melamin dalam susu produk mereka.
Namun, produsen susu terbesar di Tiongkok itu baru memerintahkan penarikan produk susu yang terkontaminasi tersebut Selasa lalu.Fonterra Cooprative Group Ltd, produsen susu yang bermarkas di Selandia Baru dan memiliki 43 persen saham Sanlu Group, menyatakan telah merekomendasikan penarikan produk sejak Agustus lalu ketika kontaminasi melamin kali pertama teridentifikasi.Melamin merupakan bahan kimia berbahaya jika digunakan dalam produk makanan. Bahan kimia itu biasa digunakan dalam pembuatan plastik, pupuk, dan produk pembersih. Kandungan melamin yang ditemukan pada sebagian produk Sanlu tersebut ditambahkan untuk meningkatkan persentase protein pada susu mentah atau susu bubuk.(BBC/AP/Xinhua/ard/erm/ami)
0 comments:
Post a Comment